Cerita Sex Mesum Panas Dengan Janda Hot , Peristiwa itu bermula ketika aku berkeinginan untuk mencari tempat kos-kosan di Tangerang. Pada saat itu, Sekitar beberapa jam aku sudah mendapatkan Kost2san yang seperti kuinginkan. Disitu banyak sekali Cewek2 Semok dan Cantik, aku terpikat dengan satu cewek yang menurutku bagus.
Usia Bela saat itu baru 35 tahun dengan status janda beranak 2. Kami pun semakin dekat. Pada saat itu, aku baru saja habis mandi. Aku melihat Bela sedang duduk-duduk di kamarnya sambil main hape. Kebetulan, kamarku dan kamarnya bersebelahan. jadi makin gampang kalau ngelihat dia ngapain aja.
Dengan hanya mengenakan handuk, aku mencoba menggoda Bela. Dia malah tersenyum dan menyenggol2 perkataaanku yang mengarah ke sex. Aku naik berdiri didepan ranjangnya dan mengarahkan kontolku kehadapannya
“Ihh ntar gw jepit baru tau lu” katanya.
“Siapa takut, Dijepit tinggal crot doang” jawabku.
“Iyehh awass aja lu”
Tangannya yang reflek langsung menarik Handukku dan Walahh! Kontolku yang mengelantung Tegang itu terlihat jelas didepan matanya. Dia diam sejenak menatap kontolku Kemudian, tanpa dikomando tanganya mengapai kontolku lalu dikocok pelan2. Kurasakan tangan lembutnya itu.
Kemudian aku baring disebelahnya dan memagut bibirnya. Ternyata, janda montok ini sangat agresif. Tangannya terus meremas2 kontolku dan dikocok
“Oh.. ennaakk.. terussh..” desisanku ternyata mengundang gairahnya birahinya. Tiba-tiba ia berjongkok, serta melumat kepala kontolku.
“Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat..” Ia sangat mahir soal nyepong-menyepong
Dengan semangat, ia terus mengulum dan mengocok kontolku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.
“Oh.. aduhh..Aah” teriakku kenikmatan.
Akhirnya hampir 10 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari kontolku.
“Oh.. tahann..Bellaaa sshh. Uh.. aku mau kkeluaar.. Oh..”
Dengan seketika muncratlah air maniku ke dalam mulutnya. Sambil terus mencok dan mengulum kepala kontolku, Bella berusaha membersihkan semua sisa2 mani dan menjilatnya habis. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Bella tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.
Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Bella melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak.
“Ohh.. Teruss Pan Teruss..Aahkkss” desahnya.
Sementara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya. Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar sampai kememeknya.
Aku membaringkan tubuhnya ke kasur. kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi memeknya dan kujilati seluruh bibir kemaluannya.
“Oh.. teruss..Ahhkkss Toppan.. Aduhh..Awwww Nikmat..”rancaunya
Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di klistorisnya.
“Pann.. oh.. teruss sayangg.. Oh.. Hhh.ahhhh.. Ooohh”
Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi.
“Srucuup-srucuup.. oh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..” teriakannya semakin merintih.
Tiba-tiba ia menekankan kepalaku ke memeknya, kuhisap kuat lubang memeknya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari memeknya semakin banyak.
“Aduhh.. Akku.. keluuaarr.. Oh.. Oh.. Croot.. Croot.”
Ternyata Bella mengalami orgasme yang dahsyat. aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari memeknya. Aku menelan semua cairan yang keluar dari memeknya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Bella masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang basah. Bless..
“Oh.. enakk..Enakk oohh Toppann..Giila kamuu kontol besarr ahhh eennakk” rancaunya mengila setelah kumasukan kontolku
Tanpa mengalami hambatan, kontolku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Bella.
“Oh.. Daasr Jandaa Binall..Jagoo banget Aahhh sayang.. enakk.”
Batang kontolku sepeti dipilin-pilin. Bella yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya.
“Oh.. Pann.. Terus.. Sayang.. Mmhhss..”
Kontolku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 10 menit aku mengoyangg Bella.. Lalu ia meminta agar aku berada di bawah.
“Kamu di bawah ya, sayang..” bisiknya penuh nikmat.
Aku hanya pasrah. Tanpa melepaskan hujaman kontolku dari memeknya, kami merubah posisi. Dengan semangat menggelora, kontolku terus digoyangnya. Bella dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan kontolku ke liang memeknya.
“Oh.. Remas tokettku pann.. Sayaangg. Terus.. Oh.. Au.. Sayang enakk..” erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.
“Oh.. Bella .. terus goyang sayang..” teriakku memancing nafsunya.
Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah dadaku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar kontolku menghujam lebih dalam.
“Tooppann Aahhkkss aahhkkss ennnakk ennakk Enttoottttt.. Ah.. aku.. Keluuaarr, sayang.. Oh..” rancaunya membuatku nafsu tak karuan
Ternyata Bella telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengenjot kembali lebih cepat. Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma. Kemudian aku membalikkan tubuh Bella, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti irama goyang dangdut.
“Oh.. Bella Nikmatnya.. Aku keluuarr..”
Crott.. Crott.. Tttcrott.
Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku.. Dan langsung saja memenuhi liang vagina Bella.
Tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Bella memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas kontolku. Kemudian, tanpa kukomando, Bella berusaha mencabut kontolku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan memeknya.
Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala kontolku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lobang memeknya. Bella terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala kontolku. Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang kontolku. Sesekali ia menghisap dengan keras lobang kontolku. Aku merasa nikmat dan geli.
“Ohh.. Bella…. Geli..” desahku lirih.
Namun Bella tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok kontolku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina Bella membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lobang memeknya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.
“Ohhhss, oohhss toppann aahkkss.. nikmat.. ya.. Oh..” desisnya.
Bella menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan.
“Oh.. Terusss.. Ssshhh.” desahnya sembari kepalanya berdiri tegak.
Kini mememeknya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya.
“Ohh.. Yaahh. Teruss.. Oh.. Ooohh” aku menyedot kuat lobang vaginanya.
“sayanggg.. Akukk ohh.. Keluuaarra.. Ssshhss..”
Aku terus menyedot-nyedot lobang memeknya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, kontolku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Bella merupakan janda montok yang sangat pintar membahagiakan laki-laki.
Bella terus menghisap dan menyedoti kontolku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.
“Oh.. Bella…. Teruss.. Teruss..” rintihku menahan sejuta kenikmatan. Bella terus mempercepat gerakan kepalanya.
“Au.. Bella…. Aku.. Keluuarr.. Oh..”
Croott.. Croott.. Croot..
Maniku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara Bella seakan tidak merelakan setetespun air maniku meleleh keluar.
Sejak saat itu, aku sering meniduri di kamarnya, selalu dalam keadaan telanjang bulat, terkadang dia juga tidur di dalam kamar kostku, tentu saja dengan mengendap-endap. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, Sedangkan Bella mengulum penisku.